ALIFIAN FIRMAN PURNAMA / ADMIN FIAN

Jumat, 19 Agustus 2011

THE BECAK WAY


tukang becak, bagi sebagian orang mungkin dipandang sebelah mata. namun bagi harry becak adalah bukti cinta kepada keluarga. apalagi setelah ditinggal isterinya ketika gempa jogja beberapa tahun silam. dengan mengayuh becak, ia menghidupi ketiga buah cintanya: kevin, agnes dan lucky.
tidak penting apa pekerjaan kamu, yang lebih penting adalah bagaimana cara mengerjakannya, kata pepatah. dan mas harry yang nama realnya blasius haryadi memang beda dengan penarik becak lain dalam mencari pelanggan. ia memanfaatkan jejaring sosial mulai dari blog, twitter dan facebook. pelanggannya rata-rata para bule.
karena memanfaatkan social media dalam pekerjaannya akhirnya kegiatannya tersebut didokumentasikan dalam film “linimas(s)a yang diinisiatori oleh donny bu dari ict watch. sehingga di film dokumenter yang berdurasi sekitar 45 menit itu ia menjadi salah satu aktor utamanya. di kehidupan sehari-harinya selain menarik becak, ia sekarang diminta untuk mengajari teman-teman seprofesinya.
pengalaman hidupnya yang sangat inspiratif itu ia tuliskan dalam buku, the becak way, ngudoroso inspiratif di jalan becek. buku setebal 184 halaman ini menceritakan perjalanan karirnya sebagai penarik becak sejak tahun 90an lalu. waktu itu selain kuliah di fakultas mipa jurusan pendidikan matematika di ikip sanata dharma ia mengisi harinya dengan membecak.
ia memilih menjadi tukang becak karena memang hanya pekerjaan itu yang memungkinkan untuk dijalaninya. selain bisa memperoleh uang dengan cepat, dengan mengayuh becak, ia mempunyai kebebebasan. bebas mencari penumpang di mana saja dan beristirahat kapan saja. ia mengaku bisa menjadi dirinya sendiri, menentukan pilihan sendiri bukan atas tekanan dan kehendak orang lain.
suka duka menjadi tukang becak diceritakan di buku yang diterbitkan oleh tiga serangkai solo ini. termasuk perkenalannya dengan loes wirken, perempuan dari belanda yang sempat melambungkan harapannya. dari perempuan itu ia memperoleh tawaran untuk bekerja di belanda. dari loes wirken ini, mas harry yang sekarang sering menjadi tamu di acara televisi ini memperoleh pelajaran: jangan mudah terheran-heran atau kagum, jangan mudah menyesali dan jangan mudah terkejut.
mungkin mas harry yang biasa “mangkal” di kawasan prawirotaman jogjakarta ini satu-satunya tukang becak yang paham memaksimalkan pemanfaatan sosial media. kepiawaiannya itu ia buktikan dengan menulis artikel yang dimuat di kompas 8 februari 2010 yang judulnya jejaring sosial di mata seorang tukang becak.
buku the becak way ini saya peroleh ketika mas harry menjadi salah satu tamu pada kuliah umum “sosial media sebagai pemicu perubahan di indonesia yang diselenggarakan oleh akademi berbagi dan internet sehat. buku ini akan segera beredar di toko akhir bulan ini, selamat membaca. inspiratif!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar